Under The Streetlight – 8

under the streetlight

8

Between Love

“aku sedang serius. Aku menyukaimu Dokter Im Yooona”

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di pikiran Yoona. Dia tidak tahu harus membalas ucapan Chan Soo seperti apa. Dia sendiri bingung dengan perasaannya sendiri. Dia sangat sadar dia mencintai Donghae sepenuh hatinya. Tapi dirinya pun tidak bisa memungkiri jika sebenarnya sosok seperti Chan Soo yang dia butuhkan. Selalu ada disisinya. Bagaimana ini?

Ketika Chan Soo meraih pinggangnya semakin mendekat, Yoona tersadar dari lamunannya. Dia mencoba mendorong dada pria itu dan saat itu juga seperti ada palu besar yang menghantam kepalanya. Dia melihat kilauan cicin yang melingkar dijari.

Donghae

Nama itu seolah memakan semua kekacauan pikiran Yoona. Menghancurkan jalan pikirannya untuk sempat menyerah dengan hubungannya dengan tunangannya itu.

“Chan Soo. Berhentilah. Aku sudah memiliki pria yang ku cintai. Dan kami sudah bertunangan”, ujar Yoona dengan panik, tetap mendorong Chan Soo menjauh. Chan Soo tetap dengan sorot mata yang berbeda.

“tapi dia tidak pernah ada disaat kau mengalami kesulit. Untuk apa lagi kau masih mempertahankan pria seperti itu”, balas Chan Soo datar. Yoona sempat terdiam memikirkan kata-kata itu.

‘tidak. Bukan saatnya untuk berpikir. Tapi gunakan perasaanmu Im Yoona’, batin Yoona.

“AKU TAHU. AKU SANGAT TAHU ITU”, teriak Yoona keras. Dia meluapkan segala emosinya tepat didepan wajah Chan Soo.

Pria itu pun kaget dengan teriakan itu. Beberapa orang bahkan melihat mereka. Tepi pantai itu semakin ramai ketika hari semakin gelap.

Berlahan tangannya lepas dari pinggang Yoona. Mundur, memberi jarak pada Yoona.

“hiks.. aku tahu”, isak Yoona.

“Tapi… tapi walaupun seperti itu kenyataannya, mungkin saja dia juga pernah mengalami kesulitan dan aku tidak ada disisinya. Kurasa itu sudah cukup. Kami sama-sama mengalami sakit yang sama. Dia tidak pernah mengeluh atau mempermasalahkannya. Dia selalu mendahulukanku dari apapun di hidupnya. Aku… Aku tidak bisa meninggalkan dia. Aku…”, Yoona berhenti sesaat. Dia menatap Chan Soo dengan mata berkaca-kaca.

“maafkan aku karena tidak bisa menerimamu. Aku sangat berterima kasih karena kau sangat baik pada ku. Tapi aku hanya mencintai Lee Donghae. Mianhae”, sesal Yoona dengan hati yang sakit, karena harus melukai perasaan pria sebaik Chan Soo.

“HAHAHAHAHAHAHAHA”, tiba-tiba tawa menggelegar Chan Soo membuat Yoona kebingungan. Dia tidak mengerti dengan Chan Soo. Sesaat yang lalu pria itu seperti pria yang tersakiti. Namun kemudian tertawa seperti orang gila. Apa sebenarnya dia dokter gila? Sesaat Yoona merasa seperti orang bodoh.

“Kau itu sangat lucu”, ucap pria itu, masih dengan tawanya.

“apanya yang lucu”, balas Yoona.

“tentu saja kau. Kau sangat mudah percaya dengan kata-kataku”, lanjut Chan Soo. Yoona sesaat terdiam. Keningnya mengerut tidak mengerti. Namun sesaat kemudian dia menatap Chan Soo tajam.

“SIALAN. Berani-beraninya kau menjahiliku disaat seperti ini”, dengan brutal Yoona memukuli Chan Soo dengan keras, tanpa ampun. Dia sangat kesal dengan keusilan pria itu.

“yak…yak… Sakit”, teriak Chan Soo. Seolah tuli, Yoona tetap saja memukul pria itu.

“rasakan ini. Kau tidak tahu, rasanya aku hampir mati ketika kau mengatakan hal itu”, kesal Yoona.

“iya… iya…. Mianhae. Aku bersalah, aku hanya bercanda tadi agar kau tidak sedih lagi”, balas Chan Soo.

Berlahan Yoona menghentikan aksi brutalnya. Namun tetap menatap Chan Soo sengit.

“aku tidak tahu bahwa kau adalah wanita yang berbahaya juga”, ucap Chan Soo sambil mengusap lengan dan punggungnya bekas amukan Yoona.

“makanya jangan pernah coba-coba mempermainkanku”, balas Yoona masih dengan marahnya.

“hehehehe… iya aku minta maaf. Aku hanya ingin menghiburmu tadi. Tidak ku sangka kau menanggapinya dengan sangat serius”, jelas Chan Soo.

“tapi itu benar-benar tidak menghibur ku”, balas Yoona ketus.

“setidaknya kau pasti merasa lebih legah sekarang”, ucap Chan Soo menatap Yoona dengan senyum lembutnya.

“Hahhh… Kau benar. Gomawo. Kau memang teman yang sangat baik”, balas Yoona.

“jadi kita hanya sebatas teman?”, goda Chan Soo lagi.

“Yak… kau ingin mati ya”, teriak Yoona siap menyerang Chan Soo lagi. Namun pria itu sudah bersiap lari, menjauh dari Yoona dengan menjulurkan lidahnya pada Yoona, menantang wanita itu.

Namun pria itu salah besar jika menganggap Yoona dengan sepele. Kaki jenjangnya bisa berlari dengan sangat cepat.

Mereka pun saling mengejar sepanjang tepian pantai. Bercanda hingga lupa waktu.

)))))(((((

“Kenapa kita harus ke Itaewon Street. Tempat ini sangat ramai”, keluh Chan Soo.

Ketika mereka bersiap untuk pulang, tiba-tiba Yoona meminta untuk ke Itaewon Street dengan alasan ada yang ingin dibelinya disana. Chan Soo awalnya menolak karena hari sudah semakin gelap terlalu berbahaya ketika pulang ke Seomjingang. Tapi Yoona tetap memaksa, jadilah mereka disini.

Chan Soo menatap Yoona yang tetap diam, namun wanita itu tersenyum menatap sekelilingnya.

“apa yang membuatmu sebahagia itu. Tidak ada yang menarik disini”, tanya Chan Soo dengan kening mengerut. Yoona menoleh sesaat pada Chan Soo dan tersenyum. Lagi, Chan Soo hanyut dengan senyum indah itu. Tapi dia sadar, dia tidak akan pernah bisa mengisi hati wanita itu.

Sebenarnya pengakuannya di pantai tadi adalah ungkapan hatinya yang sebenarnya. Namun melihat reaksi Yoona, Chan Soo pun menarik kata-katanya. Dia tahu dia kalah dari pria bernama Lee Donghae itu. Yoona hanya menganggapnya sebatas teman saja. Karena itulah Chan Soo mengalihkan dengan berbohong bahwa pernyataan sukanya itu hanyalah candaan. Dia tidak tega melihat Yoona terdesak seperti itu. Dia harus dapat memendam perasaannya untuk selamanya.

“tempat ini memiliki banyak kenangan untukku”, jelas Yoona.

Ketika mereka berjalan menyusuri toko-toko yang ada disana, tiba-tiba Yoona berhenti. Chan Soo menatap Yoona yang terlihat berbinar-binar.

“kau ingin membeli perhiasan?”, tanya Chan Soo.

“tidak. Aku hanya teringat sesuatu. Barang Couple yang pertama kali ku beli berasal dari toko ini”, kenang Yoona.

“barang apa?”, tanya Chan Soo penasaran.

“cincin”, jawab Yoona.

“ckck kekanak-kanakan”, cibir Chan Soo. Yoona pun langsung menatapnya sengit.

“memangnya kau tidak pernah memiliki barang couple?”, tanya Yoona.

“tidak. Beberapa kali mantan kekasihku membelikan barang couple tapi aku langsung menolaknya”, jawan Chan Soo acuh.

“Yak… kau jahat sekali. Kau tidak menghargai perasaan mereka. Dasar, pria brengsek”, maki Yoona diakhir. Tapi Chan Soo hanya terkekeh.

“aku sudah terbiasa mendapatkan kata-kata itu dari wanita”, balas Chan Soo santai. Yoona hanya menggeleng tidak mengerti dengan kelakuan pria disampingnya itu.

“Ahhh… Chan Soo, itu dia”, pekik Yoona ketika menemukan tenda kecil yang sedari tadi dicarinya. Yoona berlari disusul oleh Chan Soo untuk mendekati tenda itu.

“jadi ini yang kau cari dari jadi?”, tanya Chan Soo. Yoona pun mengangguk.

“disini menjual tteokpokki terenak yang pernah ku makan. Percayalah. Kau harus mencobanya”, seru Yoona sangat bersemangat. Chan Soo pun hanya menurut saja.

          Setelah mereka membeli tteokpokki dan beberapa kaleng minuman soda, mereka mencari tempat untuk memakannya. Karena ditenda itu sangat ramai sudah tidak ada tempat duduk lagi. Jadi Yoona mengajak Chan Soo makan di pinggiran jalan saja.

          “mmmm… enak”, seru Chan Soo.

          “benarkan”, balas Yoona sambil memakan makanannya.

          “lihat itu…”, tunjuk Yoona pada sekerumunan orang yang asyik menikmati musik sambil sesekali beberapa pasangan berdansa.

          “sangat romantis”, seru Yoona. Chan Soo pun menatap kerumunan orang dan pemusik jalanan.

          “kau suka hal-hal seperti itu?”, tanya Chan Soo tidak percaya.

          “tidak juga. Hanya saja aku teringat di jalan itu seseorang melamarku walau hanya beberapa jam saja kami bertunangan”, jawab Yoona mengenang masa-masa indah dan juga paling menyakitkan pada waktu itu.

          “bertunangan dalam beberapa jam saja? Aku tidak mengerti”, Chan Soo benar-benar terlihat kebingungan. Yoona terkekeh melihat wajah pria itu yang sedang berpikir keras.

          “kami saling menyukai, tapi sayangnya aku sudah memiliki tunangan, dan esok harinya adalah pernikahan kami. Tapi aku meminta pada pria yang ku cintai itu untuk mau berkencan denganku untuk beberapa jam”, jelas Yoona dengan mata yang berkaca-kaca. Dia ingat saat itu adalah saat paling menyakitkan dalam hidupnya.

          “kau selingkuh?”, tanya Chan Soo tidak percaya Yoona bisa berbuat seperti itu.

“mmm… ya bisa dikatakan seperti itu. Pria itu adalah pasien pertamaku ketika dipindah tugaskan ke Seoul. Lambat laun aku mengetahui jika pria itu adalah pria kecil yang dulu menyelamatkanku dari korban bully”, jelas Yoona.

“kau mencintai pasienmu sendiri”, tambah Chan Soo seolah mencibir. Karena hal seperti itu terlarang bagi seorang dokter. Hal tersebut dapat mengganggu kinerja seorang dokter.

“hehehe… ya begitulah. Siapa yang bisa melarang jika seseorang sudah saling mencintai. Dan saat itu kami memang sedang gila-gilanya satu sama lain. Kami makan malam romantis, menikmati malam berdua, membeli cincin couple hingga pria itu melamarku tepat di pinggir jalan itu”, ucap Yoona sambil menunjuk tepat pada kerumunan orang itu.

“wahhh… aku seperti sedang mendengar cerita dongeng saja. Juliet dan Romeo?”, ujar Chan Soo terkekeh. Dia bukan pria romantis dan suka hal-hal berbau sweet. Dia suka apa adanya saja.

“ya sedikit mirip memang. Hanya saja jika Juliet dan Romeo tidak bersatu secara nyata, berbeda ceritanya dengan kami”, bela Yoona.

“kalian tetap bersama saat itu?”

“hingga sekarang”, jawab Yoona.

Chan Soo mencoba mengartikan kata-kata Yoona. Awalnya dia berpikir pria tunangan Yoona saat itu memang adalah Donghae dan Yoona menghianati pria itu. Tapi jika memang Yoona masih menjalin kasih dengan pria selingkuhannya maka bukan Donghae tunangan Yoona pada awalnya. Donghae adalah pasien Yoona dan sekaligus selingkuhannya.

“Lee Donghae?”, pekik Chan Soo. Sungguh dia tidak pernah berpikir ada kisah seperti itu. Seperti kisah-kisah di novel saja.

“pelankan suaramu. Orang-orang menatap kita sekarang”, kesal Yoona.

Mian, hanya saja… entahlah aku tidak menyangka kau wanita yang sangat jahat”, sindir Chan Soo dengan nada bercanda.

“ya. Memang saat itu aku wanita yang sangat jahat. Tapi ketika di acara pernikahanku, tunanganku justru yang meninggalkanku demi mengejar harta dan kekuasaan. Dan bertepatan aku juga ingin lari pergi ke rumah sakit karena Donghae sekarat. Semua memang seperti kebetulan. Tapi sayang saat itu Donghae tidak terselamatkan”, jelas Yoona sedih.

“lalu tunanganmu itu sekarang siapa?”, bingung Chan Soo. Menjelasan Yoona seperti mengatakan Donghae telah meninggal.

“Tentu saja Lee Donghae. Saat itu aku benar-benar menjadi dokter spesialis jantung yang sangat buruk. Aku terbawa emosi. Aku menerobos ruang operasi, melakukan CRP dengan terburu-buru, bahkan aku memaksa Donghae untuk tetap bernapas. Hingga akhirnya aku menyerah dan menangis seperti orang gila. Chorong bahkan orang yang sangat membenciku saat itu karena tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi memang Tuhan sangat baik, tiba-tiba Donghae bernapas kembali dan dengan cepat tim medis melakukan operasi transplantasi jantung. Dia selamat”, cerita Yoona panjang lebar dengan mata berkaca-kaca. Suasana hening. Yoona menoleh ketika tidak ada tanggapan dari Chan Soo.

“kau menangis?”, tanya Yoona kaget.

“tidak… hanya saja… cerita kalian begitu tragis”, sanggah Chan So sambil menghapus air matanya. Dia ikut sedih mendengar cerita Yoona.

“ternyata kau pria yang cengeng dan mudah tersentuh ya”, goda Yoona.

“TIDAK”, tolak Chan tidak terima.

“tapi jika dipikir-pikir diantara cinta itu banyak hal-hal buruk juga ya. Benci, penghianatan, cemburu, kebodohan, kebohongan, kemunafikan dan juga pengorbanan”, ucap Chan Soo yang ditanggapi anggukan dari Yoona.

Kemudian Chan Soo mulai bercerita tentang masalah percintaannya. Intinya Yoona hanya bisa mengatakan pria tampan disampingnya itu adalah seorang playboy sialan.

Chan Soo asyik bercerita dengan santainya bagaimana dirinya memperkakukan para mantan kekasihnya dengan sangat buruk.

Ketika Yoona masih asyik mendengar cerita Chan Soo, mata Yoona bertemu mata seorang pria yang sangat tidak asing baginya. Pria itu berjalan dengan seorang wanita yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu namun pria itu tidak mendengar karena lebih memperhatikan Yoona.

Jantung Yoona seolah berhenti berdetak, dia kesulitan bernapas. Tidak jauh darinya, Donghae sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Yoona artikan. Pria itu marah dan mungkin kecewa.

Rasanya Yoona ingin mati saja saat ini. Karena dia seperti wanita yang sedang berselingkuh dan akhirnya ketahuan oleh kekasihnya.

Ternyata diantara cinta pun ada juga kesalahpahaman.

)))))(((((

Next?

Like & Comment juseyo~

My story in google play books

Leave a comment