Rhea tiba diapartemennya bersama dengan Wheein. Sejak kejadian di rumah sakit itu, Wheein terus bersama Rhea. Dan ada status baru dalam kebersamaan mereka mulai kemarin.
Secara langsung Rhea meminta izin pada Wheein untuk mengizinkannya memanggil wanita paruh baya itu, ibu. Saat itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi Wheein. Mengingat dia sangat menginginkan sepasang anak laki-laki dan perempuan sejak dulu. Karena tidak ada harapan lagi, akhirnya Wheein hanya memiliki Gabriel saja.
Sudah dua hari berlalu sejak kecelakaan itu. Rhea pun sudah sadar. Tidak ada luka yang parah selain kening yang tergores akibat pecahan kaca mobil yang pecah. Walaupun Rhea sudah terlihat baik-baik saja, tapi Yoona – ibu Aiden, masih begitu khawatir terhadap menantunya itu, jadinya Rhea masih tetap dirawat di rumah sakit.
Keesokan hari Aiden seharusnya mengerjakan semua tumpukan kertas yang berada diatas meja jika tidak ingin pekerjaannya semakin menumpuk. Tapi sedari kemarin malam dia tidak bisa tidur tenang karena mengingat kata-kata Hansu yang menagih jawaban atas pertanyaan wanita itu setahun yang lalu.
Tidak pernah terpintas dalam pikiran Aiden jika dirinya dengan mudah perpaling dari Hansu kepada wanita lain. Sepanjang perjalanan hidupnya, hanya Hansu yang benar-benar mengerti dirinya. Wanita itu yang selalu bersamanya disaat suka maupun duka.
Aiden dan Rhea masih bergelut dalam selimut. Tubuh mereka masih terengah-engah setelah sesi percintaan panas mereka tadi. Insiden yang aneh memang. Rhea hanya mengecup bibir pria itu karena terpancing emosionalnya saja akibat rasa bersalah menjatuhkan kopi panasnya pada dada Aiden. Tapi hal tersebut justru membuat pria itu langsung menerkamnya. Aneh memang.
Sebuah studio pemotretan terlihat hiruk pikuk karena persiapan untuk pemotretan dengan tema musim panas.
Rhea sebagai model utama sedang dipersiapkan diruang make up. Dengan hanya mengenakan bikini berwarna merah, begitu kontraks dengan warna kulit putihnya. Namun terlihat sangat sexy. Beberapa kali pengambilan foto tadi, photografer professional juga dibawa untuk sesi kali ini, terus menerus menuju Rhea.
Aiden membuka satu persatu berkas yang baru diberikan Hendry. Sudah seminggu Aiden tidak bertemu dengan istrinya. Wanita itu sibuk dengan pekerjaannya. Tapi Aiden tahu ada yang berbeda dengan Rhea. Wanita itu menghidarinya sejak dia kembali dan tinggal bersama lagi. Aiden tidak tahu kali ini apa kesalahannya. Seingatnya terakhir dia bertemu Rhea semuanya baik-baik saja, lebih tepatnya dia tidak melakukan apapun yang membuat Rhea kesal. Jadi sekarang apa yang salah?
Aiden duduk dimeja bar dengan tenang, lebih tepatnya dengan senyum lebar yang tidak bisa dihentikannya. Dia menatap Rhea yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Suatu keajaiban bagi Aiden, ketika bisa menatap punggung wanita yang hobby mengutak-atik dapurnya setahun yang lalu. Walaupun Aiden tahu Rhea tidak begitu ahli memasak.
Aiden tiba diapartemennya dengan kondisi sangat lelah. Dia baru kembali dari perjalanan bisnis ke Jepang. Tiga hari disana memang cukup menguras tenaganya. Tapi entah mengapa mengingat apa yang ada di negara tersebut membuatnya lebih lega dan tidak memikirkan rasa lelahnya.
Aiden tiba diapartemennya dengan tergesa-gesa. Semuanya karena ulah wanita arogan yang dinikahinya dua bulan yang lalu. Aiden tidak mengerti maksud dan tujuan wanita itu.
Uriyoonhae 